Entri Populer

Selasa, 18 Januari 2011

MUHAMMAD ALLAL AL FASI

A. Biografi Muhammad Allal Al Fasi
Nama lengkapnya ialah Muhammad Allal bin Abdul Wahid bin Abdus Salam bin Majdzub Al Fasi Al Fahri. Keluarganya berhijrah dari Moroko ke Andalusia (Spanyol). Muhammad Allal Al Fasi dilahirkan di kota Fas, Moroko pada tahun 1908. Beliau belajar di Universiti Al-Qurawiyin dan mendapatkan ijazah Diploma Tinggi pada tahun 1932. Beliau dibesarkan di dalam keluarga yang begitu erat dengan agama, sehingga beliau mampu menguasai pengetahuan agama dan semangat membela tanah air. Kerana itu, sejak menjadi mahasiswa, beliau menjadi tokoh nasional, pemidato yang ulung, penyair, dan ulama di Moroko. Muhammad Allal Al Fasi berperanan aktif dalam melawan penjajah Perancis. Perlawanan ini dilakukan melalui berbagai-bagai media. Antara lain adalah untuk menyebarluaskan kajian keislaman, menyatakan kepada umat yang berpecah belah agar bersatu, dan memasuki dunia politik untuk menggagalkan rencana busuk penjajah.

B. Dasar Pemikiran Muhammad Allal Al Fasi
Menurut Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha mengkategorikan Muhammad Allal Al Fasi sebagai penganut utilitarianisme religius. Dalam karya populernya, Maqashid Al Syari'ah wa Makarimuha, beliau dengan kecenderungan rasionalnya berambisi mengimplementasikan ide-ide maqashid Al Syathibi dalam ranah isu isu kontemporer. Muhammad Allal Al Fasi yakin bahwa dialektika antara teori maqashid dengan isu-isu kontemporer akan menciptakan keharmonisan yang sinergi antara maqashid dengan realitas sosial yang belakangan senjang. Untuk mewujudkan impian terbesarnya itu, beliau harus rela menceburkan dirinya dalam persoalan-persoalan kompleks seperti keadilan sosial, egalitarianisme (musawah), poligami, freedom (huriyyah), hak asasi manusia, sistem demokrasi, dan sebagainya.
Pandangan yang menyatakan bahwa maqasid syari'ah berdiri di atas fitrah manusia. Berangkat dari firman Allah Swt dalam surat ar Ruum ayat 30 dan surat al A'raf ayat 119. Thahir Ibn Asyur dan Muhammad Allal Al Fasi sepakat bahwa menjaga fitrah manusia adalah termasuk dalam maqasid syari'ah, untuk itu syari'at Islam tidak akan pernah bertentangan dengan akal manusia, selama ia dalam kondisi normal. Beliau lebih berkonsentrasi pada penjabaran tuntas seputar tujuan syar'iat Islam, hikmah dan rahasianya, tidak mewacanakan integrasi atau independensinya dari ilmu ushul fiqh. Muhammad Allal Al Fasi membutuhkan Nasionalisme bukan Khilafah. Namun demikian, tidak sependapat dengan nasionalisme murni Attarturk karena beliau  mengusulkan agar syari’ah dijadikan ”the source of all modern legislation in all Muslim states”.

C. Biground Politik Dan Aksi Politik Muhammad Allal Al Fasi
a. Politik Lokal
Muhammad Allal Al Fasi menentang pemberian hak istimewa kepada orang-orang Perancis dalam mengkaji air di kota Fas. Beliau juga menentang pengasingan Zhahir Barbari yang dimaksudkan untuk memecah belah bangsa Moroko pada tahun 1930. Karena itu, beliau ditangkap oleh penguasa Perancis. Padahal, saat itu beliau masih duduk di dalam jurusan Diploma dan menjadi guru di Madrasah An-Nashiriyah. Maka dar itu beliau diasingkan ke wilayah Tazah.
b. Politik Nasional
Ketika Raja Muhammad Khamis diasingkan tahun 1953, Muhammad Allal Al Fasi menyeru pada rakyat Moroko untuk melakukan revolusi menentang Perancis. Ketika saja dikembalikan dari pengasingan dan keadaan stabil kembali, Muhammad Allal Al Fasi ikut sama mengurus Negara, beberapa hari ketika menjelang wafatnya raja Muhammad Khamis. Ketika itu, pada tahun 1961, beliau menjawat jawatan sebagai Menteri Negara Urusan Keislaman. Namun, pada tahun 1963 beliau dipecat dari  jabatannya. Setelah itu, Muhammad Allal Al Fasi melakukan perang dingin melalui Partai Kemerdekaan di Majlis Perwakilan Rakyat, karena beliau merupakan salah satu daripada anggotanya. Beliau menjadi Ketua Partai Kemerdekaan dari tahun 1960 – 1967. Muhammad Allal Al-Fasi ialah salah seorang ustadz, guru besar, mujahid, dan pemimpin besar satu tokoh Islam kontemporeri yang memikul amanah dakwah, berjihad di jalan Allah Ta'ala, dan menghabiskan usianya untuk memerangi kezaliman, kesewenang-wenangan, dan penjajahan. Beliau pemimpin Partai Kemerdekaan yang pada mulanya didirikan untuk melawan penjajah Perancis dan mengembalikan hak-hak rakyat Moroko. Muhammad Allal Al Fasi merupakan ulama terkemuka yang memimpin gerakan kemerdekaan bangsa Moroko. Beliau berperanan aktif dalam perlawanan nasional melalui lisan, tulisan, dan fisik. Beliau berkelana ke penjuru negeri untuk memotivasi rakyat agar berjuang melawan musuh Islam yang menjajah negeri, menghina penduduknya, merampas kekayaan, dan menyebarkan kerosakan di dalamnya.
c. Politik Internasional
Muhammad Allal Al Fasi mempunyai hubungan erat dengan aktivis perjuangan Islam, melakukan koordinasi kerja bersama-sama, mengukuhkan ikatan tatkala menempuh ujian, memberi pembelaan kepada mereka ketika ditekan, dan memperjuangkan cita-cita bersama-sama. Muhammad Allal Al Fasi berusaha keras meningkatkan perlawanan terhadap kezaliman pemerintah Mesir pada masa Abdun Naser, kerana melemparkan aktivis Islam ke penjara dan menghukum gantung tokoh-tokoh Islam seperti Abdul Qadir Audah, Muhammad Farghali, Sayyid Quthb, Yusuf Thal'at, Ibrahim Ath-Thayyib, Hendawi Duair, Mahmud Abdul Lathif, Abdul Fatrah Ismail, Muhammad Yusuf Hawwasy, dan lain-lain. Muhammad Allal Al-Fasi mengadakan beberapa muktamar dan mengeluarkan kenyataan mengkritik keras kebijakan dan tindakan pemerintah Mesir. Juga menulis makalah panjang tentang jihad para tokoh pergerakan di surat khabar Al'Ilm, yang menjadi corong Partai Kemerdekaan. Bahkan, partinya menggelar pertemuan-pertemuan akbar untuk mengutuk pembantaian keji terhadap dai dan mujahid di negeri Kinanab (Mesir).


D. Karya-Karya Muhammad Allal Al Fasi
Banyak yang mengenal almarhum Muhammad Allal Al-Fasi hanya sebagai tokoh politik dan pemimpin nasional. Padahal, beliau juga merupakan tokoh pemikir Islam dan aktivis dakwah perbaikan yang telah dirintis oleh Muhammad Rasyid Ridha. Beliau juga mempunyai pengalaman luas mengenai fiqh Islam, terutama fiqh Madzhab Maliki dan fiqh perbandingan. Ijtihad-ijtihad fiqhnya dijadikan hujjah para ulama Moroko, Aljazair, dan Tunisia. Aktivitas-aktivitas politiknya lebih dominan, sehingga perhatiannya kepada fiqh kadangkala dinomor duakan. Muhammad Allal Al Fasi mengajar di Fakultas Perundangan dan menerbitkan beberapa buku, antara lain:

Difa 'Antsy Syari'ah, Al-Himayft Marakisy, As-Siyasah Al-Barbariyah fi Marakisy, An-Naqdu Adz-Dzati, Al-Harakat Al-Istiqlaltyah fil Maghrib Al-'Arabi, Al-Hurriyah, Al-Himayah Al-Asbaniyah fil Maghrib, Waqi'ul 'Alam Al-Islami, Muhimmatu 'Umma'd Islam, Manhajul Istiqlaliyah, Ra'yu Muwathin. Nahwa Wahdatin hlamiyatin, Da-iman Ma'asy Sya'b, Anasyid Wathaniyah, Hadits Anit Tabsyir Al-Masihi, KaiLaNansa, Al-Madkhol It 'Ulumil Quran wat Tafiir, dan masih banyak lagi yang belum tercetak. Muhammad Allal Al-Fasi menjadi anggota Majma' 'Ilmi Arab (Kelompok Pengkajian Ilmiah Arab) di Damaskus dan Majma'ul lughah 'Rabiyah (Kelompok Pengkajian Bahasa Arab) di Kairo.
Proyek akhir yang dilakukan Muhammad Allal Al Fasi dan patut disyukuri ialah usahanya mempengaruhi Pemerintah agar tidak mendukung pembuatan film tentang Rasulullah Shalallabu Alaihi wa Salam. Sejatinya kandungannya menjatuhkan Rasulullah, agama Islam, dan umat Islam.

E. Kesimpulan
Muhammad Allal Al Fasi merupakan seorang tokoh pemikir dengan kecenderungan rasionalnya yang berambisi mengimplementasikan ide-ide Maqashid Al Syathibi dalam ranah isu-isu kontemporer. Pandangan menyatakan bahwa maqasid syari'ah berdiri di atas fitrah manusia. Muhammad Allal Al Fasi sepakat bahwa menjaga fitrah manusia adalah termasuk dalam maqasid syari'ah, untuk itu syari'at Islam tidak akan pernah bertentangan dengan akal manusia, selama ia dalam kondisi normal.
Dari sumber pemikirannya tersebut, maka Muhammad Allal Al Fasi lebih mengiplementasikan jiwa dan raganya dalam peran aksi politik. Karena dengan politiklah segala hal yang perlu dibenahi bisa terlaksana, terutama yang tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan keadilan. Juga dengan menggunakan Partai politik sebagai sarana yang memuluskan langkah beliau mencapai cita-citanya.
Muhammad Allal Al Fasi merupakan seorang yang berjiwa Agamis, Patrioristik, Sosial, suka akan Keadilan dan Freedom. Dari semangat-semangat kejiwaan itulah yang membuat beliau menjadi seorang yang tanguh, tidak mudah putus asa, wibawa dan tentunya mempunyai pengaruh yang besar di mata dunia Internasional. Sehingga menjadikan Muhammad Allal Al Fasi tokoh Ulama besar, pemikir ulung, seorang yang berjiwa Patriot dan Nasionalis serta seorang politikus revormis yang revolusioner. 
            

2 komentar:

  1. sangat bagus sekali tulisan anda, kalau boleh tau referensi nya ambil dalam buku apa ya karna saya sangat membutuhkan referensinya untuk tugas kuliah

    BalasHapus
  2. trimakasih atas ulasannya mas. tapi, saya sedikit kurang paham atas keterpengaruhan ala al-Fasi atas As-syatibi dalam teori maqashidnya yang kemudian diimplementasikan dalam ide nasionalisme. menurut saya lebih baik jika samean di tulisan lain, membahas secara komprehensif tema Maqashid perspektif alal al-Fasi.

    BalasHapus